Tugas
softskill Etika Bisnis#
Agustina
verdensi wati
3EA22
10214518
1.
a.
Definsi etika bisnis
Pertama adalah kata etika, Menurut bahasa Yunani, kata etika
berawal dari kata ethos yang memiliki arti sikap, perasaan, akhlak, kebiasaan,
watak. Sedangkan Magnis Suseno berpendapat bahwa etika merupakan bukan suatu
ajaran melainkan suatu ilmu. Kata kedua adalah bisnis yang diartikan sebagai
suatu usaha
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat
membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun
hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.
b. Etiket Moral, Hukum, dan Agama
·
Persamaan
Etika dan Etiket
Etika
sendiri berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Pengertian etika
berbeda dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa prancis etiquette yang
berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sementara itu,
etika berasal dari bahasa latin, yang berarti falsafah moral dan merupakan cara
hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama. Meskipun
berbeda, etika dan etiket memiliki beberapa persamaan yakni:
Ø
Keduanya menyangkut objek yang sama
yakni perilaku manusia
Ø
Etika dan etiket mengatur perilaku
manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan
demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan
·
Perbedaan
Etika dan Etiket
Ø Etiket menyangkut cara sesuatu melakukan perbuatan harus
dilakukan manusia.
Ø Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan,
etika menyangkut pilihan yaitu apakah perbuatan boleh dilakukan atau tidak.
Ø Etiket hanya berlaku pada pergaulan dalam suatu kelompok
tertentu.
Ø Etika selalu berlaku dimana saja dan kapan saja.
Ø Etiket bersifat relatif, artinya yang dianggap tidak sopan
di suatu kebudayaan bisa saja dianggap sopan di kebudayaan lain.
Ø Etika bersifat absolut.
Ø Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah.
Ø Etika menyangkut manusia dari segi rohaniahnya.
·
Perbedaan
Etika dan Hukum
Ø Hukum pada dasarnya tidak hanya mencakup ketentuan yang
dirumuskan secara tertulis, tapi juga nilai-nilai konvensi yang telah menjadi
norma di masyarakat.
Ø Etika mencakup lebih banyak ketentuan-ketentuan yang tidak
tertulis.
Ø Pada umumnya masyarakat berpendapat bahwa perilaku yang
patuh hukum adalah merupakan perilaku yang etis.
Ø Norma hukum cepat ketinggalan jaman, sehingga dapat
menyebabkan celah hukum.
·
Perbedaan
Moral dan Hukum
Sebenarnya
keduanya memiliki hubungan yang cukup erat. Moralitas adalah keyakinan dan
sikap batin, bukan hanya sekedar penyesuaian atau asal taat terhadap peraturan,perbedaan
antara moral dan hukum antara lain:
Ø
Hukum bersifat objektif karena hukum
dituliskan dan disusun dalam kitab undang-undang. maka hukum lebih memiliki
kepastian yang lebih besar.
Ø
Moral bersifat subjektif dan
akibatnya seringkali diganggu oleh pertanyaan atau diskusi yang menginginkan
kejelasan tentang etis atau tidaknya.
Ø
Hukum hanya membatasi ruang
lingkupnya pada tingkah laku lahiriah faktual.
Ø
Moralitas menyangkut perilaku batin
seseorang.
Ø
Pelanggaran terhadap hukum
mengakibatkan si pelaku dikenakan sanksi yang jelas dan tegas.
Ø
Pelanggaran moral biasanya
mengakibatkan hati nuraninya akan merasa tidak tenang.
Ø
Sanksi hukum pada dasarnya
didasarkan pada kehendak masyarakat.
Ø
Sedangkan moralitas tidak akan dapat
diubah oleh masyarakat.
·
Etika dan
Agama
Etika
mendukung keberadaan agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam
menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah, perbedaan antara etika dan
ajaran agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional, sedangkan
agama menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran
agama.
·
Etika dan
Moral
Etika
lebih berkaitan dengan kepatuhan, sementara moral lebih berkaitan dengan
tindak kejahatan.
c.
Klasifikasi
Etika
Menurut
buku yang berjudul “Hukum dan Etika Bisnis” karangan Dr. H. Budi Untung, S.H.,
M.M, etika dapat diklasifikasikan menjadi :
a.
Etika
Deskriptif
Etika deskriptif yaitu etika di mana
objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan
hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya
ini tercemin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara
turun-temurun.
b.
Etika
Normatif
Etika normatif yaitu sikap dan
perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal.
Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta
kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi avuan bagi masyarakat umum
atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
c.
Etika
Deontologi
Etika deontologi yaitu etika yang
dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang
atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat dan
tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi dari
sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap
masyarakat atau pihak lain..
d.
Etika
Teleologi
Etika Teleologi adalah etika yang
diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku kegiatan. Aktivitas akan
dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai adalah sesuatu
yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak
yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak.
e.
Egoisme
Egoisme yaitu etika yang baik
menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik. Seseorang
tidak mempunyai kewajiban moral selain untuk menjalankan apa yang paling baik
bagi kita sendiri. Jadi, menurut egoisme etis, seseorang tidak mempunyai
kewajiban alami terhadap orang lain. Meski mementingkan diri sendiri, bukan
berarti egoisme etis menafikan tindakan menolong. Mereka yang egoisme etis
tetap saja menolong orang lain, asal kepentingan diri itu bertautan dengan
kepentingan orang lain. Atau menolong yang lain merupakan tindakan efektif
untuk menciptrakan keuntungan bagi diri sendiri.
d.
Konsepsi
Etika
Konsep-konsep dasar etika antara
lain adalah (Bertens, 2002): (i) ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku
manusia serta azas-azas akhlak (moral) serta kesusilaan hati seseorang untuk
berbuat baik dan juga untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah
Laku seseorang terhadap orang lain.
Pentingnya
peranan etika dalam organisasi tidak mungkin lagi dapat dibesar-besarkan.
Organisasi tidak mungkin berfungsi secara bertanggung jawab tanpa
memiliki etika ketika menjalankan urusan kesehariannya. Setiap organisasi, baik
publik maupun swasta, seyogianya memiliki dan menerapkan suatu tatanan perilaku
yang dihormati setiap anggotanya dalam mengelola kegiatan organisasi.
2. Prinsip
Etika dalam Bisnis serta Etika dan Lingkungan :
Secara umum etika bisnis merupakan
acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang
dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang
dimaksud. Adapun prinsip prinsip etika bisnis tersebut sebagai berikut :
a.
Prinsip Otonomi
Prinsip
otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki
kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan
visi dan misi yang dipunyainya. Contoh prinsip otonomi dalam etika binis :
perusahaan tidak tergantung pada pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi
perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai dengan misi dan visi yang
diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.
Dalam
prinsip otonomi etika bisnis lebih diartikan sebagai kehendak dan rekayasa
bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan keahlian perusahaan dalam usaha
untuk mencapai prestasi-prestasi terbaik sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran
perusahaan sebagai kelembagaan. Disamping itu, maksud dan tujuan kelembagaan
ini tanpa merugikan pihak lain atau pihak eksternal.
Dalam
pengertian etika bisnis, otonomi bersangkut paut dengan kebijakan eksekutif
perusahaan dalam mengemban misi, visi perusahaan yang berorientasi pada
kemakmuran , kesejahteraan para pekerjanya ataupun komunitas yang dihadapinya.
Otonomi disini harus mampu mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan
perusahaan dalam menggunakan sumber daya ekonomi. Kalau perusahaan telah
memiliki misi, visi dan wawasan yang baik sesuai dengan nilai universal maka
perusahaan harus secara bebas dalam arti keleluasaan dan keluwesan yang melekat
pada komitmen tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan etika bisnis.
Oleh
karena itu konklusinya dapat diringkaskan bahwa otonomi dalam menjalankan
fungsi bisnis yang berwawasan etika bisnis ini meliputi tindakan manajerial
yang terdiri atas :
1. Dalam
pengambilan keputusan bisnis.
2. Dalam
tanggung jawab kepada : diri sendiri, para pihak yang terkait dan pihak-pihak
masyarakat dalam arti luas.
b.
Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran dalam etika bisnis
merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja
perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika dikelola dengan prinsip
kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain
yang terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam
aplikasi bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran
terhadap diri sendiri. Namun jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri ini
mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola perusahaan maka pasti akan
terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan prinsip kejujuran terhadap
semua pihak terkait.
c.
Prinsip Keadilan
Prinsip
keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis
adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung
atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Para pihak ini terklasifikasi
ke dalam stakeholder. Oleh karena itu, semua pihak ini harus mendapat akses
positif dan sesuai dengan peran yang diberikan oleh masing-masing pihak ini
pada bisnis. Semua pihak harus mendapat akses layak dari bisnis. Tolak ukur
yang dipakai menentukan atau memberikan kelayakan ini sesuai dengan
ukuran-ukuran umum yang telah diterima oleh masyarakat bisnis dan umum. Contoh
prinsip keadilan dalam etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada
semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan
harga yang layak bagi para konsumen, menyepakati harga yang pantas bagi para
pemasok bahan dan alat produksi, mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik
perusahaan dan lain-lain.
d.
Hormat pada Diri Sendiri
Pinsip
hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang
dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis
tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun
jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu
masyarakat memberikan respon sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang
tidak menyenangkan maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang
bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan ingin memberikan respek
kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang
berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
e.
Hak dan Kewajiban
Setiap
karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan memiliki kewajiban-kewajiban sebagai
berikut : kewajiban dalam mencari mitra (rekanan) bisnis yang cocok yang bisa
diajak untuk bekerjasama, saling menguntungkan diantara kedua belah pihak dalam
pencapaian tujuan yang telah disepakati bersama demi kemajuan perusahaan,
menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang terwujud dalam perilaku dan sikap dari
setiap karyawan terhadap mitra bisnisnya, bila tujuan dalam perusahaan ini
tidak sesuai dengan kenyataan yang ada setidaknya karyawan-karyawan tersebut telah
melaksanakan kegiatan bisnisnya dengan suatu tindakan yang baik. Lalu bagian
SDM perusahaan akan mencoba untuk menganalisis sebab timbulnya bisnis tidak
sesuai dengan tujuan perusahaan, dan menemukan dimana terjadinya letak
kesalahan serta mencari solusi yang tepat untuk menindak lanjuti kembali agar
bisnis yang dijalankan dapat meningkat secara pesat seiring perkembangan waktu.
Bukan
hanya kewajiban saja yang harus dijalankan, hak etika bisnispun juga sangat
diperlukan, diantaranya : Hak untuk mendapatkan mitra (kolega) bisnis antar
perusahan, hak untuk mendapatkan perlindungan bisnis, hak untuk memperoleh
keuntungan bisnis, dan hak untuk memperoleh rasa aman dalam berbisnis. Selain
itu dalam berbisnis setiap karyawan dalam suatu perusahaan juga dapat mementingkan
hal-hal yang lebih utama, seperti : kepercayaan, keterbukaan, kejujuran,
keberanian, keramahan, dan sifat pekerja keras agar terjalinnya bisnis yang
saling menguntungkan diantara kedua belah pihak bisnis tersebut.
f.
Teori Etika dan Lingkungan
1.
Ekosentrisme
Merupakan
kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini
sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada
penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi
keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan
etika untukmencakup komunitas yang lebih luas.
2.
Antroposentris
Antroposentrisme adalah teori ketika lingkungan yang memandang manusia sebagai
pusat dari sistem alam semesta. Manusia dank kepentingannya dianggap yang
paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil
dalam kaitan dengan alam baik secara langsung atau tidak langsung. Nilai
tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai
dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain dialam semesta ini hanya akan
mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia.
Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi
pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian
tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
3.
Biosentrisme
Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism),
seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas
untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism). Etika lingkungan
Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai
standar moral Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus
dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut Paul Taylor, karenanya
tumbuhan dan binatang secara moral dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam
proses perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti bertumbuh dan
bereproduksi.
G.
Prinsip Etika dilingkungan Hidup
Keraf
(2005 : 143-159) memberikan minimal ada sembilan prinsip dalam etika lingkungan
hidup :
1.
Sikap hormat terhadap alam atau
respect for nature alam mempunyai hak untuk dihormati, tidak saja karena
kehidupan manusia tergantung pada alam, tetapi terutama karena kenyataan
ontologis bahwa manusia adalah bagian integral dari alam.
2.
Prinsip tanggung jawab atau moral
responsibility for nature prinsip tanggung jawab bersama ini, setiap orang dituntut
dan terpanggil untuk bertanggung jawab memelihara alam semesta ini sebagai
milik bersama dengan cara memiliki yang tinggi seakan milik pribadinya.
3.
Solidaritas kosmis atau cosmic
solidarity solidaritas kosmis mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan,
untuk menyelamatkan semua kehidupan di alam.
4.
Prinsip kasih sayang dan kepedulian
terhadap alam atau caring for nature
Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam merupakan prinsip moral, yang
artinya tanpa mengharapkan balasan.
5.
Prinsip tidak merugikan atau no harm
merupakan prinsip tidak merugikan alam secara tidak perlu,. tidak perlu
melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup
lainnya.
6.
Prinsip hidup sederhana dan selaras
dengan alam prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup, dan bukan
kekayaan, sarana, standart material.
7.
Prinsip keadilan prinsip keadilan
lebih diekankan pada bagaimana manusia harus berperilaku satu terhadap yang
lain dalam keterkaitan dengan alam semesta dan bagaimana sistem sosial harus
diatur.
8.
Prinsip demokrasi alam semesta
sangat beraneka ragam. demokrasi memberi tempas yang seluas – luasnya bagi
perbedaan, keanekaragaman, dan pluralitaas. oleh karena itu orang yang peduli
terhadap lingkungan adalah orang yang demokratis.
9.
Prinsip integritas moral prinsip ini
menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku terhormat serta
memegang teguh prinsip – prinsip moral yang mengamankan kepentingan publik.
Sumber
http://fairuzikap.blogspot.co.id/2016/10/tugas-kelompok-etika-bisnis_42.html
http://refastyadhiatiehasna.blogspot.co.id/2016/10/tugas-softskill-etika-bisnis.html
http://fairuzikap.blogspot.co.id/2016/10/tugas-kelompok-etika-bisnis_42.html
Antroposentrisme adalah teori ketika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dank kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam baik secara langsung atau tidak langsung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain dialam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism). Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar moral Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut Paul Taylor, karenanya tumbuhan dan binatang secara moral dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam proses perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti bertumbuh dan bereproduksi.
Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam merupakan prinsip moral, yang artinya tanpa mengharapkan balasan.